sponsered by

sponsered by

Laman

Jumat, 03 Desember 2010

Penjelasan Resmi Tentang Hit Single Palsu

Beberapa hari ini di internet marak dengan isu hit single terbaru dari J-Rocks. Judulnya "Yang Kedua" yang informasinya disebarkan di sosial media seperti facebook dan twitter. Untuk itu J-Rocks mengklarifikasi hal tersebut. Lagu itu memang milik J-Rocks, namun bukan hit single terbaru bocoran dari album baru J-Rocks. "Bukan dari album baru," kata vokalis J-Rocks, Iman.


Lagu itu adalah lagu demo yang tidak dimasukkan ke album kedua J-Rocks, Spirit. Lagu tersebut pernah dimainkan J-Rocks di sebuah stasiun radio. Saat itu J-Rocks diundang untuk wawancara dan memainkan lagu itu secara akustik. " Lagu itu masih 'mentah', dan lama banget," kata Sony, Gitaris J-Rocks, yang menciptakan lagu tersebut. J-Rocks juga tidak merekomendasikan lagu tersebut, karena kualitas rekaman dan terhitung sebagai lagu yang belum final. Apalagi media penyebarannya tidak melalui jalur media resmi J-Rocks dan bisa digolongkan sebagai pembajakan.

Wima menegaskan lagu itu sama sekali tidak berhubungan dengan materi album baru J-Rocks yang akan dirilis tahun depan.Beberapa materi untuk album baru sudah terkumpul, salah satunya adalah lagu khusus untuk J-Rockstars, fans J-Rocks.

Iman, Sang Votaris

Frontman J-Rocks ini identik dengan gitar. Hampir di setiap aksi panggunggnya Iman Taufik Rachman atau bisa dipanggil Iman bernyanyi sembari memainkan gitar. Tidak banyak band di Indonesia yang Vokalisnya merangkap sebagai seorang Gitaris.


Ditemui di kompleks Pekan Raya Jakarta (18/11) dalam sebuah acara klinik gitar. Iman mempromosikan Gitar Fernandez dengan tipe Retro Rocket. Gitar ini dijelaskannya, “Gitar ini dapat digunakan untuk jenis musik apa saja.” Ia mengaku menyukainya. Iman juga mengutarahkan bahwa gitar tersebut memiliki sistem suspener yang bisa digunakan untuk tiga contoh jenis suara (untuk memperpanjang suara gitar), mulai oktaf pertama sampai oktaf ketiga.

Pembicaraan pun semakin menghangat ketika disinggung mengenai posisinya di J-Rocks. “Dalam bernyanyi dan memainkan gitar gue cenderung natural atau mengalir apa adanya, dan tidak bisa direncanakan’’ kata Iman.

Mengenai kegemarannya bermain gitar, Iman bercerita kalau ia terkesima dengan permainan serta gaya vokal dari Kurt Cobain (Nirvana) sekitar tahun 90’an saat di Sekolah Dasar. Sejak saat itulah Iman langsung jatuh hati pada gitar. Dia terhipnotis sosok Kurt Cobain.

Seperti di J-Rocks dalam merangkap sebagai vokalis dan gitaris, Iman saat di Sekolah Menengah Pertama juga sebagai vokalis dan gitaris, “Gue sering tuh bawain lagu-lagu Nirvana dan Green Day.” Sampai sekarang pun Iman merasa kemampuannya dalam bernyanyi dan bergitar belum maksimal, sehingga ia masih perlu belajar lebih baik lagi.

Secara profesional, Iman pun menegaskan bahwa ia lebih senang disebut sebagai Votaris, vokalis dan gitaris. Kemudian disinggung lebih dalam lagi mengenai sosok idola, Iman menyebutkan sosok panutannya selain Kurt Cobain adalah: Jimmy Hendrix, dan tentunya Rhoma Irama si Raja Dangdut yang juga bergitar dan bernyanyi disetiap penampilannya.

Biografi Singkat tentang HIDE (x-japan)

Nama Asli: Hideto Matsumoto
Tempat/Tgl Lahir: Kanagawa, Yokohama / 13 Desember 1964
Gaya Permainan: Hard Rock
Group Band: X-Japan, Saver Tiger
Pengaruh musikal: Kiss, Bow Wow
Gitar Yang Digunakan: Fernandes MG-120X,ESP
Ampli : Marshall



Ia mulai mengenal musik keras saat berusia 15 tahun ketika salah satu temannya memperkenalkan musik dari grup rock seperti Kiss dan BowWow. Sejak saat itu, Hide begitu tertarik dengan karakter band yang memiliki penampilan visual yang nyentrik dan stylish. Jepang pada waktu itu sedang dilanda demam musik pop dari artis luar seperti Michael Jackson. Rock menjadi musik yang termasuk underground. Keinginannya menjadi pemain band mulai tumbuh dan ia berniat ingin memiliki band sendiri dengan mulai mempelajari gitar. Setahun kemudian, ia mendapatkan gitar elektrik pertamanya Gibson Les Paul Deluxe.

Band pertama pun dibentuk bersama teman-teman sebayanya dengan nama Saver Tiger. Band tersebut berkarakter musik seperti Kiss dan Hide berposisi sebagai lead gitaris dan penulis lagu-lagunya. Kemudian bersama bandnya mulai tampil di beberapa bar. Dengan cepat bandnya menjadi salah satu grup yang populer di Yokosuka. Namun setelah mengalami pergantian formasi sebanyak 8 kali akhirnya pada tahun 1987 band tersebut dihentikan.

Tak lama setelah menghentikan bandnya, Hide kemudian menerima telpon dari seseorang bernama Yoshiki yang memiliki band bernama X. Yoshiki sedang membutuhkan gitaris, dan prestasi Hide ditingkat lokal membuat Yoshiki tertarik untuk merekrutnya. Ia pun setuju meski tak akan pernah menyangka bahwa band ini kelak akan merubah seluruh jalan hidupnya. Pada Januari 1987, Hide secara resmi bergabung dengan X. Personel X saat itu adalah Yoshiki (drum & piano), Toshi (vocal), Taiji (bass), Pata (gitar) dan Hide (lead gitar). Ia menggagas konsep Visual Shock atau penampilan yang super nyentrik pada band barunya tersebut.

Album debut perdana Vanishing Love direlease tahun 1988 dengan mengandalkan hits Kurenai lansung menggebrak. Setahun berikutnya album Blue Blood yang menjagokan 3 hits : X,Week End, dan satu lagu slow Endless Rain. Lagu keras dengan dipadukan dengan warna symphony dan penampilan yang nyentrik membuat band ini makin bersinar. Tahun 1991 X menelurkan album Jealousy yang mengandalkan 2 hits Silent Jealousy dan Say Anything. Secara perlahan band ini mulai meruntuhan dominasi musik pop, apalagi saat itu dunia musik sedang dilanda demam Guns N' Roses yang cukup berpengaruh juga untuk merubah paradigma masyarakat Jepang terhadap jenis musik ini.

Hide pun mulai dijagokan sebagai icon musik rock Jepang saat itu dan mempelopori sebutan khusus untuk musik mereka dengan nama J-Rock. Berbeda dengan band Loudness yang merupakan band hard rock dari Jepang juga namun warna musiknya lebih ke barat-baratan, permainan gitar dan warna musik Hyde memiliki warna tersendiri yang banyak mengilhami band-band J-Rocks berikutnya. Tahun 1994 Hide meluncurkan album solonya hide Your Face dan dilanjutkan dengan album Psyence. Ia menghasilkan karya-karya seperti Misery, Beauty & Stupid, HI-Ho/Good Bye dan MIX LEMONed JELLY.

Tahun 1996, Hide kembali masuk ke studio rekaman bersama X yang telah berubah nama menjadi X-Japan dikarenakan ada band di Amerika yang juga memiliki nama X. Album barunya diberi nama Dahlia. Banyak pengamat musik menilai album ini adalah album masterpiece X-Japan dikarenakan dari 10 lagu, setidaknya 8 lagunya merupakan jagoan semua. Lagu-lagu tersebut seperti Dahlia, Scars, Longing (Togireta Melody), Rusty Nail, Crucify My Love, Tears, Drain, dan Forever Love. Album itu makin memperkokoh nama X-Japan sebagai band rock nomor satu di Jepang dan berakibat semakin meluasnya ketenaran X-Japan sampai ke negara-negara lain seperti Korea, Hong Kong, Cina, dan Taiwan.

Satu tahun kemudian, dikarenakan sang vocalis Toshi ingin bersolo karir, terjadilah perpecahan pada X-Japan sehingga mereka akhirnya menyatakan bubar. Namun tuntutan para fans-fans fanatiknya yang ingin melihat sekali lagi penampilan X-Japan membuat Yoshiki dan Hide sepakat untuk menggelar X-Japan Last Live. Konser yang diadakan tanggal 31 Desember 1997 ini dipadati oleh puluhan ribu penonton. Sebuah konser yang sangat spektakuler dengan tata cahaya yang super brilian, dan desain panggung yang luar biasa dan konsep yang apik menjadikan konser tersebut sebagai salah satu konser terbaik sepanjang sejarah musik Jepang. Setelah konser berakhir, praktis tak ada lagi penampilan X-Japan.

Setelah X-Japan bubar, Hide melanjutkan proyek solonya. Ia merelease album Rocket Dive. Ia juga sempat bekerjasama dengan band asal Amerika, Zilch. 27 April 1998 ia kembali ke Jepang setelah sebelumnya sempat tinggal di L. A. selama beberapa waktu untuk beberapa proyeknya. Tanggal 1 Mei, setelah merayakan promo singlenya di Fuji TV, ia mabuk dan pulang ke Tokyo. Namun keesokan harinya ia ditemukan telah tewas. Dunia musik Jepang sangat terguncang mengingat yang tewas adalah seorang pelopor J-Rocks sejati. Upacara kematian Hide digelar di Kuil Honganji. Upacara itu dipadati lebih dari 50.000 J-Rockers (fans J-Rocks) diluar kuil dan membentuk barisan sepanjang lebih dari 1 km sedangkan 12.000 lainnya didalam lingkungan kuil.

Beberapa bulan kemudian, Yoshiki menggelar konser penghormatan kepada Hide. Acara itu juga dihadiri oleh Kiss, Slash, Marylin Manson dan band-band yang ia orbitkan (kelak juga merajai panggung musik J-Rocks), Glay, dan Luna Sea. Tak lupa pula Toshi dan Yoshiki yang merupakan rekan Hide semasa di X-Japan melantunkan 2 buah lagu, Forever Love dan Tears. Puluhan ribu orang menangisi kepergian Hide sang pionir musik-musik J-Rocks. Ia lah yang mempopulerkan Visual Kei ala J-Rocks dan Visual Shock yang kini dianut oleh semua artis-artis J-Rocks. Bahkan kini di Yokohama dibangun museum Hide yang didalamnya disimpan memorabilia Hide seperti gitar, kostum, CD, mobil, dsb.

Rabu, 01 Desember 2010

apa kata sony J-Rock's tentang marlique guitar?

Saat ini adalah masa paling penting sekaligus menarik buatku. Aku dan teman-teman bandku sedang bekerja keras untuk exist di dunia musik. Untuk itu aku ngerasa perlu banget gitar yang bisa menunjang penampilanku. Gitar itu harus keren, beda dan cocok dengan gayaku. Gak PD rasanya kalo musti pake gitar yang gak keren.

Waktu pertama kali melihat Marlique, aku ngerasa ragu-ragu apa gitar lokal ini bisa diandalkan? Apa dia sebagus penampilannya?

Setelah coba, gitar ini amazing man! Pas banget dengan gaya mainku.

Sekarang aku selalu pake Marlique Deluxe di semua penampilanku. Aku berani bilang “This is the real machine for the real guitarist !”

Sony
J-Rocks Guitarist

sumber : marlique guitars

Komentar terbaru via blogger